Reku dan Asosiasi Blockchain Indonesia Gelar Literasi Kripto di Kampus Top Indonesia

Reku dan Asosiasi Blockchain Indonesia Gelar Literasi Kripto di Kampus Top Indonesia

Pertukaran aset kripto, Reku, dan Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) melakukan program edukasi aset kripto dan teknologi blockchain bertajuk ABI Goes to Campus.
Program ini menjangkau kalangan mahasiswa dari empat kampus di Indonesia, yakni Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Bina Nusantara (Binus) hingga akhir tahun 2023.

“Edukasi dan literasi merupakan kegiatan yang konsisten diadakan Reku. Ini merupakan fundamental terpenting sebelum masyarakat masuk ke aset kripto. Reku memberikan pemahaman dan praktik mengenai konsep, potensi, risiko, serta tren pasar kripto. Sehingga generasi muda bisa semakin melek dengan opsi investasi yang ada serta dapat mengambil keputusan berinvestasi yang lebih bijak,” kata Jesse Choi, Chief Operating Officer (COO), Reku.

Jesse melanjutkan, mahasiswa yang termasuk golongan Gen Z dan milenial menjadi salah satu pengguna terbanyak di Reku. Hal ini menurutnya, menggambarkan besarnya ketertarikan dan partisipasi generasi ini di dunia kripto dan blockchain. Sehingga kegiatan literasi ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan partisipasi mahasiswa di ekosistem kripto.
“Upaya edukasi membutuhkan proses berkelanjutan supaya tidak berhenti di satu kegiatan saja. Oleh karena itu, Reku juga mengajak mahasiswa bergabung ke komunitas online Reku yang saat ini sudah menjangkau puluhan ribu anggota. Dengan begitu, mahasiswa juga bisa saling berinteraksi dengan investor kripto lainnya mengenai kondisi pasar dan pertumbuhan ekosistem kripto secara keseluruhan,” pungkas Jesse.

Reku juga menghimbau mahasiswa untuk rutin memantau mengenai kondisi pasar kripto, salah satunya melalui Learning Hub Reku yang di-update setiap harinya.

Merger ABI dan Aspakrindo

Reku juga mendukung penggabungan dua asosiasi kripto di Indonesia, yakni Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) dan Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo).
Robby selaku Ketua Umum Aspakrindo sekaligus Chief Compliance Officer (CCO) Reku menyatakan penggabungan Aspakrindo-ABI akan mendorong kolaborasi antar stakeholders yang lebih efektif dalam menjawab peluang serta tantangan yang ada.

“Penggabungan Aspakrindo-ABI dilakukan secara operasional. Saat ini, kedua asosiasi telah menjalankan kepengurusan secara bersama guna mendukung sinergi, pengawasan, pengembangan industri aset kripto yang berkelanjutan. Aspakrindo-ABI berkomitmen untuk bersama-sama meningkatkan edukasi, transparansi, serta memastikan operasional ekosistem kripto dan blockchain berjalan dengan sehat,” ungkap Robby.

Robby menambahkan, penggabungan Aspakrindo-ABI juga merupakan kabar baik karena dapat mempercepat proses koordinasi untuk mengambil langkah-langkah konkrit dalam mengembangkan ekosistem kripto yang berkelanjutan.
Senada dengan Robby, Asih Karnengsih, Executive Director Aspakrindo-ABI mengatakan Aspakrindo-ABI memiliki visi yang sama untuk menyatukan dan mendorong kolaborasi antar pemangku kepentingan.

“ABI sebelumnya telah menaungi 57 anggota yang terdiri dari pelaku usaha serta komunitas kripto, blockchain, dan Web3. Ke depannya, merger antara Aspakrindo-ABI akan dilanjutkan ke pengembangan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kebermanfaatan teknologi blockchain bagi pelaku usaha, baik dari sisi keamanan, partisipasi dan kepercayaan masyarakat, skalabilitas, serta berbagai manfaat lainnya,” jelas Asih.

Menyoal upaya edukasi, Asih menyatakan ini menjadi ujung tombak dalam mengembangkan ekosistem kripto.
“Salah satu tantangan terbesar di ekosistem ini adalah edukasi. Masih banyak masyarakat yang ragu-ragu bahkan takut masuk ke ekosistem kripto karena kurangnya edukasi. Maka dari itu, kerjasama dengan Reku untuk mengedukasi kalangan mahasiswa tentu akan dilanjutkan di kota-kota lainnya dan menargetkan masyarakat yang lebih luas,” lanjut Asih.

Kolaborasi Bersama Multi-Stakeholders

Ke depannya, Robby menekankan Reku terus melanjutkan kolaborasi bersama multi-stakeholders.
“Peluang di ekosistem kripto sangat besar. Karenanya, dibutuhkan kolaborasi untuk menggarap potensi yang ada. Selain kegiatan edukasi, juga termasuk bersama regulator seperti Bursa untuk meningkatkan kepercayaan dan keamanan pengguna,” kata Robby.

Saat ini Bursa Kripto tengah berfokus pada proses pemberian izin Pedagang Fisik Aset Kripto (PFAK). Reku juga terus kooperatif dengan pihak Bursa, Kliring, dan Kustodian, untuk mendukung agar proses pemberian izin ini berjalan dengan lancar.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada ICAcademy hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun. Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.